Rabu, 22 April 2015

[042] Asy Syuura Ayat 010

««•»»
Surah Asy Syuura 10

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
««•»»
wamaa ikhtalaftum fiihi min syay-in fahukmuhu ilaa allaahi dzaalikumu allaahu rabbii 'alayhi tawakkaltu wa-ilayhi uniibu
««•»»
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.
««•»»
Whatever thing you may differ about, its judgement is with Allah. That is Allah, my Lord. In Him I have put my trust, and to Him I turn penitently.
««•»»

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa apa saja yang diperselisihkan mengenai urusan agama, keputusannya supaya dikembalikan kepada Allah SWT,

dalam firman-Nya:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (Sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
(QS. An Nisa [4]:59)

Dia-lah yang akan menetapkan hukumnya di Hari Kiamat, menangani persoalan antara orang-orang yang berselisih. Di sanalah dapat diketahui dengan jelas siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa-siapa ahli surga dan siapa-siapa penghuni neraka.

Yang memiliki sifat-sifat tersebut di atas, seperti menghidupkan, mematikan, menetapkan hukum antara dua orang yang berselisih tiada lain hanyalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, bukanlah tuhan-tuhan yang dianggap dan diakui mereka selain Allah. Kepada-Nyalah kita bertawakal dan berserah diri agar terhindar dari segala usaha jahat musuh-musuh kita dan berhasil tidaknya urusan kita kepada-Nyalah kita mengembalikan segala sesuatunya,

sebagaimana firman Nya:
وَ إِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمَوْرُ
"Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan".
(Q.S. Al Baqarah [2]:210)

Dan kepada-Nyalah kita bertobat atas segala dosa dan maksiat yang telah kita lakukan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan apa yang kalian perselisihkan) dengan orang-orang kafir (tentang sesuatu perkara) yang menyangkut masalah agama dan masalah-masalah lainnya (maka putusannya) dikembalikan (kepada Allah) kelak di hari kiamat yaitu Dia akan memutuskan perkara itu di antara kalian. Katakanlah kepada mereka, ("Itulah Allah, Rabbku, kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali) yakni dikembalikan.
««•»»
And whatever you may differ, with disbelievers, in, of religion or otherwise, the verdict therein belongs, it will return, to God, on the Day of Resurrection; He will judge between you. Say to them: That then is God, my Lord; in Him I have put my trust, and to Him I turn penitently.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:10

[042] Asy Syuura Ayat 009

««•»»
Surah Asy Syuura 9

أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ فَاللَّهُ هُوَ الْوَلِيُّ وَهُوَ يُحْيِي الْمَوْتَى وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
««•»»
ami ittakhadzuu min duunihi awliyaa-a faallaahu huwa alwaliyyu wahuwa yuhyii almawtaa wahuwa 'alaa kulli syay-in qadiirun
««•»»
Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
««•»»
Have they taken guardians besides Him? [Say,] ‘It is Allah who is the Guardian, and He revives the dead, and He has power over all things.
««•»»

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang musyrik dari kaum Muhammad saw telah mengambil pelindung selain Allah untuk menolong mereka dalam hal-hal yang memerlukan pertolongan. Mereka telah sesat.

Mereka mengambil pelindung makhluk yang tak dapat mendatangkan manfaat bagi dirinya apalagi bagi yang lain, dan menolak bencana daripadanya. Kalau mereka menghendaki pelindung yang benar dan berarti, yang dapat mendatangkan manfaat menolak bencana, tentunya mereka akan memilih Allah SWT sebagai pelindung mereka, Tuhan Yang Maha Kuasa atas yang demikian itu, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang akan membangkitkan mereka kelak di akhirat, dan sama sekali tidak akan memilih sebagai pelindung mereka makhluk yang lemah dan tidak berdaya,

sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pula) yang disembah.
(Qs. Al Hajj [15]:73)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Atau patutkah mereka mengambil selain-Nya) mengambil berhala-berhala (sebagai pelindung-pelindung) lafal Am adalah Munqathi`ah yang maknanya sama dengan lafal Bal yang menunjukkan makna Intiqal; Hamzahnya atau makna Istifhamnya menunjukkan pengertian ingkar. Maksudnya yang diambil oleh mereka itu bukanlah pelindung-pelindung mereka. (Maka Allah, Dialah Pelindung) Penolong bagi orang-orang Mukmin, huruf Fa di sini hanya untuk Athaf saja (dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.)
««•»»
Or have they taken, idols [as], guardians besides Him? (am, ‘or’, is disjunctive, functioning with the sense of bal, ‘nay, but’, the one used to denote a shift [in the subject matter]; the hamza is for denial, in other words ‘those who are taken’ [as guardians] are not [in fact] guardians [of anything]). But God, He [alone] is the Guardian, in other words, then One who helps believers (the fā’ [of fa’Llāhu] is merely for coordination) and He revives the dead, and He has power over all things.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
\http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#42:9

[042] Asy Syuura Ayat 008

««•»»
Surah Asy Syuura 8

وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمُونَ مَا لَهُمْ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
««•»»
walaw syaa-a allaahu laja'alahum ummatan waahidatan walaakin yudkhilu man yasyaau fii rahmatihi waalzhzhaalimuuna maa lahum min waliyyin walaa nashiirin
««•»»
Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.
««•»»
Had Allah wished, He would have surely made them one community; but He admits whomever He wishes into His mercy, and the wrongdoers do not have any guardian or helper.
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa andaikata Dia menghendaki, maka semua manusia itu akan beriman dan merupakan umat yang satu, tetapi kebijaksanaan yang diambil-Nya menyerahkan urusan iman dan kafir kepada pribadi manusia masing-masing. Dia tidak mau memaksakan agar semua manusia itu beriman dan memberikan kepada mereka hak memilih dan menentukan nasibnya menurut kemauan mereka sendiri. Berbahagialah orang-orang yang mengikuti petunjuk Rasul. Mereka sela">u bersyukur memuji Allah dan akan dimasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya dan celakalah orang-orang yang selalu menentang dan tidak mau mengikuti petunjuk Rasul; mereka akan disiksa di hari kemudian dan tidak seorang pun yang akan menolong dan melindungi mereka. Mereka tidak dapat menyesali siapa-siapa kecuali diri mereka sendiri,

sebagaimana sabda Rasulullah saw:
فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ فَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَايَلُوْمَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
Barang siapa memperoleh kebaikan hendaklah memuji Allah dan barangsiapa memperoleh selain daripada itu jangan ada yang disesali kecuali dirinya sendiri.
(H.R. Muslim dari Abu Zar al-Gifari)

Tidak sedikit ayat yang senada dengan ayat 8 ini, antara lain firman Allah SWT:

وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى
Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk.
(QS. Al An'am [6]:35)

dan firman-Nya:
وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا
Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya.
(QS. As Sajdah [32]:13)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat) artinya memeluk satu agama, yaitu agama Islam (tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang kafir (tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong) yang dapat menolak azab Allah dari diri mereka.
««•»»
And had God willed, He would have made them one community, in other words, following one religion, and that is Islam; but He admits whomever He will into His mercy, and the evildoers, the disbelievers, have neither guardian nor helper, to ward off the chastisement from them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
\http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:8

[042] Asy Syuura Ayat 007

««•»»
Surah Asy Syuura 7

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
««•»»
wakadzaalika awhaynaa ilayka qur-aanan 'arabiyyan litundzira umma alquraa waman hawlahaa watundzira yawma aljam'i laa rayba fiihi fariiqun fii aljannati wafariiqun fii alssa'iiri
««•»»
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya {1340} serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.
{1340} Maksudnya: penduduk dunia seluruhnya.
««•»»
Thus have We revealed to you an Arabic Qurʾān that you may warn [the people of] the Mother of the Towns[1] and those around it, and warn [them] of the Day of Gathering,[2] in which there is no doubt, [whereupon] a part [of mankind] will be in paradise and a part will be in the Blaze.
[1] That is, the city of Makkah.
[2] Cf. 64:9..
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw adalah dalam bahasa Arab, sesuai dengan bahasa penduduk tanah Mekah dan sekitarnya pada waktu itu, untuk memudahkan mereka mengerti dakwah dan seruan serta peringatan yang ditujukan Muhammad kepada mereka, sebagaimana halnya setiap Rasul yang diutus ia menggunakan bahasa kaumnya agar mudah memberikan penjelasan kepada mereka,

sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ
Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.
(QS. Ibrahim [14]:4)

Sekalipun hanya penduduk Mekah dan sekitarnya disebut pada ayat ini menjadi sasaran dakwah dan peringatan Nabi Muhammad saw, tetapi itu tidak berarti bahwa Muhammad itu diutus terbatas hanya kepada orang Arab saja. Hanya penduduk Mekah dan sekitarnya disebut, adalah sesuai dengan keadaan pada waktu itu. sedangkan pada hakikatnya Muhammad itu adalah Rasul bagi segenap manusia,

sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(QS. Saba [34]:28)

Muhammad saw selain ditugasi untuk memberi peringatan kepada penduduk Mekah dan penduduk negeri-negeri sekelilingnya, juga ditugasi memberi peringatan tentang Hari Kiamat, suatu hari yang pasti dan tidak lagi diragukan tibanya, di mana pada hari itu segenap makhluk Allah dikumpulkan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di dunia dan mendapat ganjaran sesuai dengan perbuatan mereka.

Ayat 7 ini diakhiri dengan satu penegasan bahwa sesudah diadakan pemeriksaan yang amat teliti dan perhitungan yang sangat cermat pada tiap-tiap makhluk atas segala perbuatannya di dunia ini, maka mereka itu dibagi menjadi dua golongan. Segolongan dari mereka termasuk yang berbahagia dan dimasukkan ke dalam surga, kekal di dalamnya. Karena mereka itu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berbuat amal saleh di dunia, maka wajarlah kalau mereka itu mendapat karunia dari Allah SWT menikmati kesenangan yang abadi di dalam surga,

sebagaimana firman Allah SWT:
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya.
(QS. Saba [34]:28)

Sedangkan golongan yang kedua, termasuk golongan yang celaka; mereka dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, kekal di dalamnya karena mereka itu pada waktu berada di dunia tetap ingkar kepada Alla SWT, menentang apa yang dibawakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw,

sebagaimana firman Allah SWT:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka; di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih)mereka kekal di dalamnya.
(QS. Huud [11]:108)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Demikianlah) sebagaimana penurunan wahyu ini (Kami wahyukan kepadamu Alquran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan) dengannya, (kepada Umulquraa dan penduduk negeri-negeri sekelilingnya) yaitu penduduk kota Mekah dan semua manusia (serta memberi peringatan pula) kepada manusia (tentang hari berkumpul) yakni hari kiamat, yang pada hari itu semua makhluk dikumpulkan (yang tidak ada keraguan) atau keragu-raguan (padanya. Segolongan) dari mereka (masuk surga dan segolongan yang lain masuk Sa`ir) yakni neraka.
««•»»
And thus — in the same [manner of] revelation — have We revealed to you an Arabic Qur’ān, that you may warn, [that you may] threaten, the mother-town and those around it, namely, the inhabitants of Mecca and all other people, and that you may warn, [all] people, of the Day of Gathering, the Day of Resurrection whereat [all] creatures will be gathered, of which there is no doubt. A part, of them, will be in Paradise and a part will be in the Blaze, the Fire.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:7

[042] Asy Syuura Ayat 006

««•»»
Surah Asy Syuura 6

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ اللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ
««•»»
waalladziina ittakhadzuu min duunihi awliyaa-a allaahu hafiizhun 'alayhim wamaa anta 'alayhim biwakiilin
««•»»
Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka.
««•»»
As for those who have taken guardians besides Him, Allah is watchful over them, and it is not your duty to watch over them.
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah dan mengambil pelindung-pelindung selain Dia menyembah berhala, Allah sendirilah yang mengawasi amal perbuatan mereka, dan Dia pulalah yang Allah memberi balasan yang setimpal di akhirat nanti atas segala perbuatan mereka di dunia. Muhammad tidak dibebani dan tidak ditugasi mengawasi perbuatan mereka itu. Ia hanya ditugasi menyampaikan apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya,

sebagaimana firman-Nya:
فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
Karena sesungguhnya, tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami lah yang menghisab amalan mereka.
(QS. Ar Ra'ad [13]:40)

Oleh karena itu, dia tidak perlu gusar dan merasa sesak dada kalau mereka itu tetap ingkar dan tidak mau beriman, karena bagaimanapun juga dia tidak memaksa mereka untuk beriman dan memperoleh hidayah, kecuali hal itu dikehendaki Allah SWT,

sebagaimana firman-Nya:

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
(QS. Al Baqarah [2]:272)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang mengambil selain Allah) mengambil berhala-berhala (sebagai pelindung-pelindung, Allah mengawasi) mencatat (perbuatan mereka) untuk membalas mereka kelak (dan kamu bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka) untuk memperoleh apa yang diminta dari mereka, tugasmu tiada lain hanya menyampaikan.
««•»»
And those who have taken besides Him, namely, idols [as], guardians, God is watchful over them, He keeps count [of their deeds], that He may requite them; and you are not a guardian over them, in order to secure what is demanded of them: your duty is only to deliver the Message.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:6

[042] Asy Syuura Ayat 005

««•»»
Surah Asy Syuura 5

تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَلَا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
««•»»
takaadu alssamaawaatu yatafaththharna min fawqihinna waalmalaa-ikatu yusabbihuuna bihamdi rabbihim wayastaghfiruuna liman fii al-ardhi alaa inna allaaha huwa alghafuuru alrrahiimu
««•»»
Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.
««•»»
The heavens are about to be rent apart from above them, while the angels celebrate the praise of their Lord and plead for forgiveness for those on the earth. Look! Allah is indeed the All-forgiving, the All-merciful!
««•»»

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa karena ke Mahabesaran dan ke Mahatinggian serta kehebatan-Nya, maka hampir saja langit retak, pecah berantakan, dan berguguran. Para malaikat senantiasa bertasbih menyucikan Allah SWT dari segala sifat kekurangan, memuji dan mensyukuri-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan kepada mereka, taat dan patuh kepada perintah-Nya, tak pernah berbuat maksiat dan durhaka kepada-Nya, sebagaimana firman Allah SWT:

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
Mereka selalu bertasbih malam dan siang, tiada henti-hentinya.
(QS.Al Anbiya [21]:20)

dan firman-Nya:
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
(Malaikat itu) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS. At Tahrim [66]:6)

Para malaikat juga selain memohon kepada Allah SWT supaya mengampuni dosa orang-orang yang beriman di atas bumi ini, dan mengilhami mereka sehingga mereka itu senantiasa melalui jalan-jalan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan.

Perumpamaan malaikat itu laksana cahaya yang memberi kehidupan dengan panas yang ada padanya, dan memberi petunjuk dengan cahayanya.

Sejalan dengan apa yang tersebut di atas firman Allah SWT:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
(Malaikat-malaikat) yang memikul `arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya, dan mereka beriman kepada Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan api neraka yang menyala-nyala.
(QS. Mu'min [40]:7)

Ayat kelima ini menegaskan bahwa Allah SWT itu Maha Pengampun, mengampuni dosa setiap orang yang kembali dan tobat kepada-Nya dengan tobat nasuha, lagi Maha Penyayang. Setiap makhluk berhak memperoleh rahmat dan kasih sayang daripada Nya. Ditunda dan ditangguhkannya azab dan siksaan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka, adalah satu rahmat dan tanda kasih sayang-Nya terhadap mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hampir saja) dapat dibaca Takaadu atau Yakaadu (langit itu pecah) dibaca Yatafath-tharna dengan huruf tha yang ditasydidkan menurut qiraat lain dibaca Yanfathirna dengan memakai huruf Nun (dari sebelah atasnya) hampir setiap langit itu pecah menimpa yang lainnya karena kebesaran Allah swt. (dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Rabbnya) disertai dengan mengucapkan puji-pujian (dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi) yakni bagi orang-orang yang beriman. (Ingatlah! Bahwa sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun) kepada kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Penyayang) kepada mereka.
««•»»
The heavens are well-nigh (read yakādu, or takādu) rent asunder (yanfatirna: a variant reading has yatafattarna) from above one another, in other words, [well-nigh] is each one torn away from above the one below it because of the magnitude of God, exalted be He, and the angels glorify with praise of their Lord, in other words, they are continuously engaged in praise [of Him], and ask forgiveness for those, believers, on earth. Verily God is the Forgiving, to His friends, the Merciful, to them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:5

[042] Asy Syuura Ayat 004

««•»»
Surah Asy Syuura 4

لَهُ ما فِي السَّماواتِ وَما فِي الأَرضِ ۖ وَهُوَ العَلِيُّ العَظيمُ
««•»»
lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wahuwa al'aliyyu al'azhiimu
««•»»
Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
««•»»
to Him belongs whatever is in the heavens and whatever is in the earth, and He is the All-exalted, the All-supreme.
««•»»

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi) sebagai milik-Nya semua makhluk dan hamba-hamba-Nya. (Dan Dialah Yang Maha Tinggi) di atas semua makhluk-Nya (lagi Maha Besar) atau Maha Agung.
««•»»
To Him belongs whatever is in the heavens and whatever is in the earth, as possession, creation and servants, and He is the Exalted, above His creatures, the Tremendous, the Great.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:4

[042] Asy Syuura Ayat 003

««•»»
Surah Asy Syuura 3

كَذَلِكَ يُوحِي إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
««•»»
kadzaalika yuuhii ilayka wa-ilaa alladziina min qablika allaahu al'aziizu alhakiimu
««•»»
Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu.
««•»»
Thus does He reveal to you and to those who were before you, Allah, the All-mighty, the All-wise:
««•»»

Dalam ayat ini, Allah SWT Yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana menjelaskan bahwa apa yang diwahyukan kepada Muhammad antara lain supaya ia berdakwah mengenai tauhid mengesakan Allah SWT, juga mengenai kenabiannya, beriman kepada hari akhirat, memperbaiki diri dengan akhlak karimah dan menjauhkannya dari hal-hal yang rendah dan hina, beramal untuk kebahagiaan pribadi dan masyarakat semuanya itu, telah beramal untuk diwahyukan pula kepada Nabi-nabi sebelumnya. Surah 87 (Al A'la) menguatkan apa yang tersebut di atas. Pada permulaan surah A'la ini diterangkan mengenai tauhid dan pertengahannya mengenai kenabian serta di akhirnya disebutkan hari akhirat, lalu ditutup dengan.

إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى · صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-kitab yang dahulu (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.
(QS. Al A'la [87]:18-19)

Kesimpulan dari surah Al A'la ialah bahwa diturunkannya Kitab-kitab samawi itu, baik yang dahulu maupun yang belakangan adalah karena tiga macam faktor penting tersebut, yaitu tauhid, kenabian Muhammad, dan percaya adanya hari akhirat, yang akan membawa manusia kepada kebahagiaan sempurna dan keberuntungan.

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya dan kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
(QS. An-Nisa [4]:163)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Demikianlah) artinya seperti penurunan wahyu ini (telah mewahyukannya kepadamu dan) telah mewahyukan pula (kepada orang-orang yang sebelum kamu, yaitu Allah) lafal Allah menjadi Fa`il dari lafal Yuuhii (Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.
««•»»
Thus — in other words, in the same [manner of] revelation — does He reveal to you and, did He reveal, to those [who were] before you, God (Allāhu, is the agent of [the action of] revelation) the Mighty, in His kingdom, the Wise, in His actions.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:3

[042] Asy Syuura Ayat 002

««•»»
Surah Asy Syuura 2
عسق
««•»»
ayn-siin-qaaf
««•»»
ayn-siin-qaaf
{1338}.
{1338} Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
««•»»
ʿAyn, Sīn, Qāf.
««•»»

Ayat ini terdiri dari huruf-huruf abjad, sebagaimana terdapat pada permulaan beberapa surah Alquran. Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud huruf-huruf itu. termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surah Alquran. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini?

Tentang soal pertama, maka para mufassir berlainan pendapat, yaitu:

  • Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, "Allah sajalah yang mengetahui maksudnya." Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
  • Ada yang menafsirkannya. Mufassirin yang menafsirkannya ini berlain-lain pula pendapat mereka, yaitu:
  1. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka "Alif" adalah keringkasan dari "Allah", "Lam" keringkasan dari "Jibril", dan "Mim" keringkasan dari Muhammad, yang berarti bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra; "Alif" keringkasan dari "Ana", "Lam" keringkasan dari "Allah" dan "Ra" keringkasan dari "Ar-Rahman", yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah.
  2. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu.
  3. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad ini adalah huruf-huruf abjad itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan "Alif" adalah "Alif", yang dimaksud dengan "Lam" adalah "Lam", yang dimaksud dengan "Mim" adalah "Mim", dan begitu seterusnya.
  4. Huruf-huruf abjad itu untuk menarik perhatian.
Menurut para mufassir ini, huruf-huruf abjad itu disebut Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim, hikmahnya adalah untuk "menantang". Tantangan itu bunyinya kira-kira begini: Alquran itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf abjad, seperti Alif Lam Mim Ra, Ka Ha Ya Ain Shad, Qaf, Tha Sin dan lain-lainnya. Maka kalau kamu sekalian tidak percaya bahwa Alquran ini datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Alquran ini. Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya."

Maka ada "penantang", yaitu Allah, dan ada "yang ditantang", yaitu bahasa Arab, dan ada "alat penantang", yaitu Alquran. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk-beluk bahasa Arab itu menurut naluri mereka, karena di antara mereka itu adalah pujangga-pujangga, penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Alquran itu dengan membuat ayat-ayat seperti Alquran. Ada juga di antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Alquran itu, dengan mencoba membuat kalimat-kalimat seperti ayat-ayat Alquran itu, tetapi sebelum mereka ditertawakan oleh orang-orang Arab itu, lebih dahulu mereka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.

Para mufassir dari golongan ini, yakni yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu disebut oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquran untuk menantang bangsa Arab itu, mereka sampai kepada pendapat itu adalah dengan "istiqra" artinya menyelidiki masing-masing surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu.

Dengan penyelidikan itu mereka mendapat fakta-fakta sebagai berikut:

  1. Surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad ini adalah surah-surah Makiyah (diturunkan di Mekah), selain dari dua buah surah saja yang Madaniyah (diturunkan di Madinah), yaitu surah Al-Baqarah yang dimulai dengan Alif Lam Mim dan surah Ali Imran yang dimulai dengan Alif Lam Mim juga. Sedang penduduk Mekah itulah yang tidak percaya bahwa Alquran itu adalah dari Tuhan, dan mereka mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata.
  2. Sesudah menyebutkan huruf-huruf abjad itu ditegaskan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah, atau diwahyukan oleh-Nya. Penegasan itu disebutkan oleh Allah secara langsung atau tidak langsung. Hanya ada 9 surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu yang tidak disebutkan sesudahnya penegasan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah.
  3. Huruf-huruf abjad yang disebutkan itu adalah huruf-huruf abjad yang banyak terpakai dalam bahasa Arab.
Dari ketiga fakta yang didapat dari penyelidikan itu, mereka menyimpulkan bahwa huruf-huruf abjad itu didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu adalah untuk "menantang" bangsa Arab agar membuat ayat-ayat seperti ayat-ayat Alquran itu, bila mereka tidak percaya bahwa Alquran itu, datangnya dari Allah dan mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata sebagai yang disebutkan di atas. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa para mufassir yang mengatakan bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan Allah untuk "tahaddi" (menantang) adalah memakai tariqah (metode) ilmiah, yaitu "menyelidiki dari contoh-contoh, lalu menyimpulkan daripadanya yang umum". Tariqah ini disebut "Ath-Thariqat Al-Istiqra'iyah" (metode induksi).

Ada mufassir yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah-surah Alquranul Karim untuk menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu cara yang belum dikenal oleh bangsa Arab di waktu itu, karena itu maka hal ini menarik perhatian mereka.

Tinjauan terhadap pendapat-pendapat ini:

PERTAMA
Pendapat yang pertama yaitu menyerahkan saja kepada Allah karena Allah sajalah yang mengetahui, tidak diterima oleh kebanyakan mufassirin ahli-ahli tahqiq (yang menyelidiki secara mendalam).
(Lihat Tafsir Al-Qasimi j.2, hal. 32)

Alasan-alasan mereka ialah:

  1. Allah sendiri telah berfirman dalam Alquran: بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ Artinya: Dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. As Syu'ara' [26]:195). Maksudnya Alquran itu dibawa oleh Jibril kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang jelas. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa ayat-ayat dalam Alquran itu adalah "jelas", tak ada yang tidak jelas, yang tak dapat dipahami atau dipikirkan, yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.
  2. Di dalam Alquran ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Alquran itu menjadi petunjuk bagi manusia. Di antaranya firman Allah: ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ Artinya: Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2]:2); Firman-Nya lagi: وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ Artinya: "....dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al Baqarah [2]:97). Firman-Nya lagi: هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ Artinya: (Alquran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138). Dan banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan bahwa Alquran itu adalah petunjuk bagi manusia. Sesuatu yang fungsinya menjadi "petunjuk" tentu harus jelas dan dapat dipahami. Hal-hal yang tidak jelas tentu tidak dijadikan petunjuk.
  3. Dalam ayat yang lain Allah berfirman pula: وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (QS. Al-Qamar [54]:17,22,32, dan 40).
KE·DUA
  1. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad itu adalah keringkasan dari suatu kalimat. Pendapat ini juga banyak para mufassir yang tidak dapat menerimanya. Keberatan mereka ialah: tidak ada kaidah-kaidah atau patokan-patokan yang tertentu untuk ini, sebab itu para mufassir yang berpendapat demikian berlain-lainan pendapatnya dalam menentukan kalimat-kalimat itu. Maka di samping pendapat mereka bahwa Alif Lam Mim artinya ialah: Allah, Jibril, Muhammad, ada pula yang mengartikan "Allah, Latifun, Maujud" (Allah Maha Halus lagi Ada). (Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)
  2. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan beberapa surah ini adalah nama surah, juga banyak pula para mufassir yang tidak dapat menerimanya. Alasan mereka ialah: bahwa surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu kebanyakannya adalah mempunyai nama yang lain, dan nama yang lain itulah yang terpakai. Umpamanya surah Al-Baqarah, Ali Imran, Maryam dan lain-lain. Maka kalau betul huruf-huruf itu adalah nama surah, tentu nama-nama itulah yang akan dipakai oleh para sahabat Rasulullah dan kaum muslimin sejak dari dahulu sampai sekarang. Hanya ada empat buah surah yang sampai sekarang tetap dinamai dengan huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan surah-surah itu, yaitu: Surah Thaha, surah Yasin, surah Shad dan surah Qaf. (Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)
  3. Pendapat yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad itu sendiri, dan abjad-abjad ini didatangkan oleh Allah ialah untuk "menantang" (tahaddi). Inilah yang dipegang oleh sebahagian mufassirin ahli tahqiq. (Di antaranya: Az Zamakhsyari, Al Baidawi, Ibnu Taimiah, dan Hafizh Al Mizzi, lihat Rasyid Rida, Tafsir Al Manar jilid 8, hal. 303 dan Dr Shubhi As Salih, Mabahis Ulumi Qur'an, hal 235. Menurut An Nasafi: pendapat bahwa huruf abjad ini adalah untuk menantang patut diterima. Lihat Tafsir An Nasafi, hal. 9)
  4. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad ini adalah untuk "menarik perhatian" (tanbih) pendapat ini juga diterima oleh ahli tahqiq. (Tafsir Al Manar jilid 8 hal. 209-303)
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa "yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad yang disebutkan oleh Allah pada permulaan beberapa surat dari Alquran hikmahnya adalah untuk "menantang" bangsa Arab serta menghadapkan perhatian manusia kepada ayat-ayat yang akan dibacakan oleh Nabi Muhammad saw."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(`Ain Siin Qaaf) kedua ayat ini hanya Allahlah yang mengetahui arti dan maksudnya.
««•»»
‘ayn sīn qāf: God knows best what He means by these [letters].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of53
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=42&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#42:2